Kamis, 15 November 2007

Indonesia Belum Butuh Komponen Cadangan

[Antara News] - Indonesia dinilai belum membutuhkan komponen cadangan karena yang terpenting saat ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat sistem alat utama senjata (alutsista), kata Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto.

"Komponen cadangan penting, tetapi untuk melatih butuh biaya besar seperti menyiapkan penginapan, memperbanyak senjata, akomodasi untuk jutaan orang. Padahal uang itu dapat digunakan untuk memperkuat alutsista, pendidikan dan mengatasi pengangguran," kata Wiranto yang ditemui setelah acara silaturahmi Aliansi Partai Politik untuk Keadilan, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan komponen cadangan bukan prioritas kebutuhan bangsa. Namun, komponen cadangan tetap dibutuhkan mengingat rasio jumlah TNI cukup kecil. "Kita menganut sistem pertahanan semesta yang melibatkan masyarakat. Kalau ada ancaman muncul maka komponen cadangan juga dilibatkan...,masalahnya bukan benar salah, tatkala negeri kita masih prihatin karena ekonomi yang masih buruk apa perlu untuk bangun komponen cadangan, ini masalah waktu" ujarnya.

Sementara itu, sebelumnya Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Muladi mengemukakan komponen cadangan untuk pertahanan sangat diperlukan bagi Indonesia mengingat luas wilayah dan sumber daya alam yang harus diamankan cukup besar. Ia mencontohkan, Singapura yang merupakan negara pulau dengan penduduk empat juta orang memiliki 2,5 juta tentara sedangkan Indonesia yang jumlah penduduknya hampir 300 juta angkatan bersenjatanya hanya kurang dari 300 ribu orang.

Muladi menambahkan, untuk membentuk komponen cadangan diperlukan payung hukum berupa undang-undang yang berlaku bagi semua warga negara Indonesia. Namun, ia menambahkan program latihan kemiliteran yang diwajibkan bagi peserta komponen cadangan harus secara selektif, mesti dipilih mana program yang harus didahulukan dan mana yang tidak.

Tentang siapa saja yang diwajibkan menjadi komponen cadangan, ia mengatakan setiap warga negara yang memiliki kemampuan dalam kebijakan strategis wajib mengikutinya. (Kamis : 15/11/2007)

Rabu, 31 Oktober 2007

Wiranto Minta Tokoh Tua dan Muda Bersinergi

[Antara News] - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto mengatakan tokoh pemimpin dari generasi yang berbeda harus bersinergi untuk dapat membawa bangsa Indonesia menuju kesejahteraan dan menghindari adanya dikotomi antar tokoh tua dan muda dalam kepemimpinan bangsa.

"Yang perlu diperhatikan sekarang adalah bagaimana merubah dikotomi tersebut menjadi sebuah sinergi untuk memperkuat bangsa. Kalau kita terjebak pada dikotomi itu maka kita rugi," kata Wiranto, di Jakarta, Rabu, ketika ditemui disela-sela deklarasi pembentukan Komite Bangkit Indonesia, yang juga dihadiri sejumlah tokoh politik serta akademisi, di Gedung auditorium Perpustakaan Nasional.

Menurut Wiranto, kemungkinan terjadinya dikotomi antara kaum muda dan tua harus diwaspadai jangan sampai menjadi sumber perpecahan bangsa. "Tokoh pemimpin muda kita butuhkan untuk menatap masa depan bangsa kita. Tetapi tatkala kita terjebak dalam dikotomi tokoh tua dan muda, maka kita melakukan kesalahan," tuturnya.

Kaum muda, katanya, sudah saatnya ditempatkan sebagai kader bangsa untuk memimpin. Kemunculan pemimpin dari kaum kuda juga harus didukung. Namun, ujar Wiranto, para kaum muda yang akan duduk di pemerintahan harus memiliki pengalaman dan kompeten. "Silahkan saja munculkan (pemimpin dari kaum muda). Tetapi dalam pemilihan pemimpin ada aturan mainnya yaitu melalui kompetisi," ujarnya.

Saat ini, katanya, Partai Hanura yang dipimpinnya telah memiliki kader-kader muda yang siap untuk memimpin. "Pasti akan kita tampilkan (tokoh pemimpin muda). Kita memiliki banyak tokoh muda. hanya saja, kita harus melihat kapasitasnya. Kita tidak boleh menampilkan tokoh muda yang jauh dari kapasitasnya," kata Wiranto. (Rabu : 31/10/2007)

Senin, 22 Oktober 2007

Tak Hati-Hati, Hanura Bisa Ambil Suara Golkar

[Okezone Dotcom] - DPR asal Partai Golkar Yuddy Chrisnandi mengatakan jika pengurus partai Golkar tidak hati-hati, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dapat mengambil suara Partai Golkar di kawasan Jawa. “Hanura memang dapat memecah basis suara Partai Golkar di seluruh Jawa,” kata Yuddy saat ditemui di ruang kerjanya di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (22/10/2007).

Dia menjelaskan, partai yang dimotori mantan Panglima TNI Wiranto ini sudah cukup dikenal masyarakat Jawa. “Mereka (Hanura) sudah masuk dan merambah di daerah Jawa, apalagi kita tahu pengurus Hanura banyak mantan pengurus Partai Golkar,” imbuhnya.

Yakin Bisa Penuhi Suara 30%. Namun, Yuddy tetap optimis partainya ini dapat meraih 30 persen suara yang ditargetkan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla. “Golkar sudah mempunyai modal dasar 24 persen suara, sisanya angka 6 persen bisa didapat dari kantong-kantong suara seperti Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan beberapa daerah yang gubernurnya berasal dari Golkar,” katanya.

Yuddy menambahkan, Partai Golkar juga mempunyai kendala di beberapa daerah yang menjadi basis partai lainnya. “Golkar juga mengalami kesulitan di daerah Jatim yang dikuasai PKB, serta wilayah Jawa Tengah, DIY, dan Bali markas dari PDIP,” imbuhnya.

Selain itu, kata Yuddy, Golkar harus melakukan evalusi internal guna mencapai target tersebut. “Partai juga perlu melakukan perombakan personil di tubuhnya, mulai dari Pak Agung, para ketua sampai kepada kepala departemen. Hal ini dilakukan untuk membenahi citra Golkar di mata masyarakat,” katanya.

Minggu, 21 Oktober 2007

Wiranto Silaturahmi ke Rumah Megawati

[Antara] - Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto bersilaturahmi ke rumah mantan Presiden Megawati Soekarno Putri yang berada di Jalan Teuku Umar Nomor 27A, Jakarta Pusat."Dalam hari raya ini saya bersilaturahmi ke tokoh-tokoh termasuk Ibu Megawati," katanya di Jakarta, Sabtu usai silaturahmi itu .

Wiranto disambut oleh Megawati bersama dengan Taufiq Kiemas yang berada di ruang depan rumahnya.Megawati mengenakan kebaya berwarna krem dan batik, sedangkan suaminya mengenakan kemeja lengan panjang warna putih bermotif dengan celana berwarna hitam.Sementara itu, suasana di luar rumah Megawati sempat terdapat keramaian masyarakat yang ingin bersilaturahmi. Tampak juga petugas keamaan berjaga-jaga di depan rumah mantan presiden tersebut.

Rumah Megawati tampak di halamannya terdapat sebuah tenda berwarna merah putih dan tertata sejumlah kursi berwarna putih oleh para tamu. Selain itu tampak jamuan makan disediakan di tenda tersebut. Sebelum memasuki rumah di sebelah kanan dan kiri pintu masuk terdapat ondal-ondel berpakaian warna putih. Selain itu terdapat alat detektor logam sebagai bagian dari keamanaan sebelum memasuki rumah mantan presiden tersebut. Suasana di jalan Teuku Umar sendiri saat ini masih terpantau lancar. Wiranto datang pada pukul 09.45 WIB. Kemudian memasuki gerbang rumah mantan presiden Megawati.(*)